BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dehorning
Dehorning
adalah mematikan calon tanduk yang belum tumbuh memanjang ataupun yang sudah
terlanjur tumbuh memanjang. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong tanduknya
karena tanduk tidak menguntungkan bagi peternak sapi perah, meskipun peternak
ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja atau
dwiguna. Pemotongan tanduk paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk
tanduk ketika anak sapi berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan
menggosok pucuk tanduk dengan tongkat soda api (cautik) sampai hampir berdarah
dengan menggunakan collodion atau dengan menggunakan silinder yang panas
ditekankan untuk satu atau dua menit disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).
Dalam
penggunaan tongkat soda api, perawatan harus dilakukan sedemikian rupa supaya
anak sapi tidak membawa soda api kepada induk sapi pada waktu menyusu sehingga
soda api tersebut tidak menyebar dari tempat pelaksanaan terutama kedalam mata.
Ini mungkin terjadi bila anak sapi terkena air hujan setelah penggunaan tongkat
soda api (Williamson,1993).
Pemotongan
tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi muda. Suatu cincin
baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga
membakar jaringan disekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka yang berpengalaman
apabila melakukan cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar tanduk itu
dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang disebut scur
(Blakely,1991). Sapi yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan gergaji
atau dengan alat pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya
pendarahan (Blakely,1991).
Sebenarnya
banyak cara yang dipraktekkan untuk pemotongan tanduk sapi. Suatu cara yang akan
dipakai sangat tergantung pada umur sapi yang akan dihilangkan tanduknya serta
pengalaman yang dipunyai oleh mereka yang akan melaksanakan pekerjaan itu. Sapi
muda sering dihilangkan tanduknya dengan menggunakan pasta kimia yang keras
(Kalium atau Hidrokside), pasta kimia tersebut dioleskan diseputar pangkal
tanduk ketika anak sapi berumur kurang dari satu minggu, sehingga mematikan
pertumbuhan dan perkembangan tanduk tersebut (Blakely,1991).
BAB III
METODE ATAU LANGKAH KERJA PROSEDUR
A. METODE
Sebelum melakukan potong tanduk, lakukan persiapan alat dan
sapi yang akan dipotong tanduk.
Langkah-langkah
menyiapkan sapi yang akan dipotong tanduk :
ü Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
ü Memasukkan sapi ke kandang jepit.
ü Memasang tali halter.
ü Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada kandang jepit.
Diusahan terikat dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak
memegang lubang hidung dan diangkat keatas.
Metode dehorning dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Menggunakan bahan kimia
2. Besi panas
3. Gergaji
4. Tang penjepit
1) Dehorning
menggunakan bahan kimia..
Bahan kimia yang digunakan adalah
caustic soda dalam bentuk pasta atau batangan seperti lilin. Cara ini sering
dilakukan pada pedet sebelum umur 2 minggu (3-10 hari).
Langkah-langkah
:
ü bersihkan /gunting bulu disekitar
tanduk,
ü kemudian olesi vaselin.
ü oleskan / gosokkan caustic soda pada
dasar calon tanduk hingga muncul bintik-bintik darah.
2) Dehorning
dengan besi panas..
Alat ini menggunakan listrik atau
sumber panas lain yang dipakai untuk mematikan/menghilangkan tanduk, terutama
untuk pedet muda (1 bulan).
Langkah-langkah
:
ü Besi pemotong dipanaskan hingga ujung
besi merah membara
ü Tempelkan besi panas tersebut kemudian
diputar pada tunas tanduk selama 10-20 detik
ü Cungkil tanduk hingga ke tunasnya
ü Olesi salep antibiotic atau spray
antibiotic
3) Dehorning
dengan gergaji
Cara ini hanya dilakukan pada sapi-sapi dewasa yang
tanduknya sudah keras dan panjang.
Langkah-langkah
:
ü gergaji halus dan tajam
ü sapi harus diikat kuat
ü pemotongan dilakukan dengan menyisakan
pangkal tanduk 1-2 cm.
ü diusahakan dilakukan oleh peternaknya
sendiri.
4) Metode dengan menggunakan tang barnes.
Teknik ini
diaplikasikan pada sapi yang sudah dewasa.
Langkah-langkah :
ü Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
ü Memotong tanduk dengan tang barnes.
ü Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
ü Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
ü Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode
dehorning yang sering digunakan di Indonesia adalah metode menggunakan besi
panas dan tang penjepit. Dehorning menggunakan besi panas biasanya dilakukun
pada pedet umur kurang dari satu bulan, dengan tujuan untuk mengurangi tingkat
kesetresan pada sapi serta mempermudah pelaksanaan dehorning bagi peternak.
Sedangkan dehorning menggunakan tang penjepit biasanya pada sapi dewasa yang
tanduknya sudah keras dan panjang. Tetapi metode ini kurang efektif digunakan
karena dapat mengakibatkan kesetresan pada sapi dikarenakan sapi banyak keluar
darah dari bekas pemotongan serta mengakibatkan turunnya produksi khususnya
pada sapi perah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan Saran
Dehorning
adalah mematikan calon tanduk yang belum tumbuh memanjang ataupun yang sudah
terlanjur tumbuh memanjang. Metode dehorning dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
1. Menggunakan bahan kimia
2. Besi panas
3. Gergaji
4. Tang penjepit
Manfaat
dari dehorning :
ü Menghemat
ruangan
ü Pertumbuhan
lebih cepat dibandingkan dengan ternak yang tidak dipotong tanduknya
ü Menambah
harga jual
ü Mengurangi
kerusakan kandang dan peralatan
Diharapkan
kepada semua peternak agar lebih mendalami lagi bidang peternakan dengan
mencari informasi terbaru mengenai perkembangan dunia peternakan dengan tujuan
mengoptimalkan usaha dan keuntungan yang di dapatkan. “Jangan pernah berhenti
mencari ilmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar