BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Agribisnis
sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena permintaan produk
daging, susu maupun kulit terus meningkat, seirama dengan pertambahan penduduk
dan perkembangan perekonomian nasional. Namun sangat disayangkan karena dalam
beberapa dasawarsa terakhir ini khusus untuk jual beli sapi banyak mengalami
kendala. Karena saat ini kebanyakan masyarakat pada umumnya membeli dan menjual
sapi hanya dengan perkiraan pasaran saja. Sehingga apabila perkiraan harga
pasar tersebut sesuai dengan proporsi sapi yang akan dibeli, maka pembeli
tersebut tidak rugi. Akan tetapi, kebanyakan jual-beli sapi saat ini tidak
sesuai dengan proporsi sapi yang dibeli.
Daya
saing industri peternakan juga ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya pada
ketersediaan pakan, disamping faktor bibit, manajemen dan kesehatan hewan,
serta inovasi teknologi dan faktor- faktor eksternal lainnya. Dan pada
kenyataannya ketersediaan faktor – faktor di atas juga sangat terbatas,
sehingga banyak para peternak sapi melakukan banyak tindak kecurangan. Misalnya
penggemukan dan ternak sapi menggunakan teknologi yang padat modal. Sehingga
untuk pembelian sapi juga sangat merugi. Sehingga dengan kenyataan tersebut
perlu adanya suatu alat untuk menentukan berat badan sapi sesuai dengan proporsi
yang akan dihasilkan oleh sapi tersebut dengan menganalisa berat, tinggi dan
lingkar badan sapi.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
cara mengoperasikan alat penimbangan digital ternak?
b. Bagaimana
cara menghandle sapi untuk ditimbang?
c. Mengapa
perlu dilakukan penimbangan bobot badan sapi?
d. Perbandingan
hasil timbangan digital dan penaksiran bobot ?
1.3 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa
dapat mengetahui tata cara menimbang ternak (sapi) menggunakan timbangan
digital dengan benar.
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat menimbang ternak dengan
menggunakan timbangan digital secara benar, serta mendapatkan data yang akurat
dan mampu menghandle ternak (sapi) secara baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penimbangan Berat Sapi
Berat
sapi adalah faktor utama untuk memperoleh keuntungan dalam penggemukan sapi
potong, sehingga penimbangan menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan secara
berkala. Manfaat dari penimbangan adalah:
1. Mengkonfirmasi berat sapi bakalan yang di beli
2. Menentukan jumlah pakan yang akan diberikan
3. Mengontrol kenaikan berat harian sapi sebagai bahan evaluasi pakan
4. Menentukan harga jual sapi
1. Mengkonfirmasi berat sapi bakalan yang di beli
2. Menentukan jumlah pakan yang akan diberikan
3. Mengontrol kenaikan berat harian sapi sebagai bahan evaluasi pakan
4. Menentukan harga jual sapi
Penimbangan
juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya cedera dan
stres yang berlebihan pada hewan ternak yang akan menyebabkan turunnya bobot
ternak saat penimbangan dan setelahnya.

Jenis dan harga timbangan di pasaran sangat bervariasi. Pemilihannya harus berdasarkan kebutuhan dan daya beli kita.
2.2 Perangkat Penimbangan (Timbangan
Digital)
Pada
dasarnya timbangan digital terdiri dari Load Cell atau Transducer – yang akan
memberikan nilai regangan pada saat penimbangan – dan Weight Indicator atau
Display – yang berfungsi untuk “menterjemahkan” regangan yang terjadi pada Load
Cell dan mengubahnya menjadi nilai berat. Dan pada aplikasinya dilapangan
khususnya dalam penimbangan ternak, Load Cell biasa dikemas dalam bentuk Load
Bar (sering juga disebut beam). Dibandingkan Load Cell, Weight Indicator
memiliki sistem kerja yang lebih komplek. Karena apabila Load Cell “hanya”
memberikan nilai regangan dalam besaran volt, Weight Indicator selain harus
“menterjemahkan” nilai regangan tersebut menjadi angka (diwakili oleh chip
Analog to Digital Converter), juga harus memiliki chip Display Controller yang
berfungsi untuk memvisualisasikan angka berat penimbangan, yang tentunya kedua
chip tersebut “dipandu dan dikoordinasikan” oleh BIOS (Basic Input Output
System). Bahkan beberapa WeighIndicator juga “melengkapi diri” dengan chip
Communication Controller sehingga WeighIndicator memungkinkan untuk dapat
berkomunikasi dengan Printer maupun Komputer untuk secara langsung mencetak
berat hasil penimbangan maupun untuk komputerisasi dan otomatisasi penimbangan.
Static Weighing vs Dynamic Weighing
Menimbang benda hidup (ternak) tentunya
berbeda dengan menimbangan benda mati. Karena dalam menimbang benda mati tidak
akan terjadi pergerakan benda yang ditimbang (static), sementara dalam
menimbang ternak rasanya jarang sekali saya mendapati ternak yang diam 100%
(dynamic). Dan karenanya timbangan untuk ternak berbeda dengan timbangan untuk
benda mati. Dalam timbangan ternak dikenal istilah LiveWeighing atau
AnimalWeighing dimana fungsi ini kemudian diterjemahkan sebagai fungsi Hold
(sering juga disebut Lock, atau di farm juga dikenal dengan istilah Get), baik
Manual Hold maupun Automatic Hold. Secara harfiah, fungsi Hold ini akan
“menahan” atau “mengunci” berat ternak yang ditimbang sehingga nilai berat
tersebut tidak berubah ketika ternak tersebut bergerak atau mengamuk (karena
stress). Fungsi inilah yang tidak dimiliki oleh timbangan untuk benda mati.
Sehingga pernah ada farm yang “memaksakan diri” menggunakan static weighing
untuk timbangan ternaknya, efeknya selain kinerja menjadi lebih lama (karena
harus menunggu posisi ternak nyaris diam), juga ketika penjualan ternak
seringkali terjadi perdebatan antara petugas penimbang dengan customer
dikarenakan pencatatan berat yang selalu berubah karena ternak yang tidak mau
diam. Khusus untuk AnimalWeighing, saat ini banyak pilihan merk/brand :
RuddWeigh/Gallagher (Australia/New Zealand), True Test (New Zealand), CAS
(Korea), Rinstrum (Australia), dll. Berikut ini tips ketika kita akan membeli
timbangan, selain tentunya kualitas menjadi faktor utama:
Perhatikan legalitas
Jangan hanya karena fitur AnimalWeighing kemudian kita melanggar hukum. Banyak produk hukum yang membahas legalitas Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UUTP), termasuk sanksi apabila kita melanggarnya. Untuk mengecek legalitas timbangan kita dapat menghubungi Direktorat Metrologi yang beralamat di Jl. Pasteur 27 Bandung.
Jangan hanya karena fitur AnimalWeighing kemudian kita melanggar hukum. Banyak produk hukum yang membahas legalitas Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UUTP), termasuk sanksi apabila kita melanggarnya. Untuk mengecek legalitas timbangan kita dapat menghubungi Direktorat Metrologi yang beralamat di Jl. Pasteur 27 Bandung.
Pastikan layanan purna jual
Tidak sedikit produsen yang belum memiliki service/sole agent di Indonesia, sehingga ketika terjadi masalah biasanya cukup sulit bahkan seringkali kemudian hanya menjadi “bangkai tak terpakai”. Pastikan layanan purna jual untuk perawatan maupun perbaikan, karena timbangan adalah aset alat ukur yang diperlukan untuk menghasilkan parameter dalam industri peternakan.
Tidak sedikit produsen yang belum memiliki service/sole agent di Indonesia, sehingga ketika terjadi masalah biasanya cukup sulit bahkan seringkali kemudian hanya menjadi “bangkai tak terpakai”. Pastikan layanan purna jual untuk perawatan maupun perbaikan, karena timbangan adalah aset alat ukur yang diperlukan untuk menghasilkan parameter dalam industri peternakan.
Sesuaikan anggaran
Bervariasinya produk menuntut kita untuk jeli dalam memilih. Sesuaikan anggaran dengan kebutuhan (bukan keinginan) tanpa melupakan rencana pengembangan kedepan, sehingga investasi yang dikeluarkan bermanfaat untuk jangka panjang.
Bervariasinya produk menuntut kita untuk jeli dalam memilih. Sesuaikan anggaran dengan kebutuhan (bukan keinginan) tanpa melupakan rencana pengembangan kedepan, sehingga investasi yang dikeluarkan bermanfaat untuk jangka panjang.
Tentukan parameter
Pernah terjadi di salah satu peternak sapi bahwa timbangan yang dibelinya hanya berkapasitas 1ton (1.000Kgs), padahal rumah timbangan sendiri beratnya rata-rata 500kgs, dan berat sapi banyak yang lebih dari 500Kgs. Sepintas masalah tersebut tidak akan terlihat karena pada setiap WeighIndicator dilengkapi dengan Zero Function, tapi ketika dirunut berkenaan dengan kualitas bahan baku LoadCell yang tentunya berdeda untuk setiap besaran kapasitas, masalah mulai
Pernah terjadi di salah satu peternak sapi bahwa timbangan yang dibelinya hanya berkapasitas 1ton (1.000Kgs), padahal rumah timbangan sendiri beratnya rata-rata 500kgs, dan berat sapi banyak yang lebih dari 500Kgs. Sepintas masalah tersebut tidak akan terlihat karena pada setiap WeighIndicator dilengkapi dengan Zero Function, tapi ketika dirunut berkenaan dengan kualitas bahan baku LoadCell yang tentunya berdeda untuk setiap besaran kapasitas, masalah mulai
2.3
Penaksiran bobot badan sapi
Rumus-rumus yang dapat digunakan untuk
menaksir bobot badan sapi adalah :
Rumus Schoorl (kg)
Berat badan = (LD (cm) + 22)2
100
Rumus modifikasi
Berat badan = LD (cm)2 x PB (cm)
10840
Keterangan: LD = Lingkar Dada,
PB = Panjang Badan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Penimbangan Menggunakan Timbangan Digital
v Alat
dan Bahan
Ø
Timbangan digital sapi
Ø
Tali tambang
Ø
Alat pencatat
Ø
Sapi
v Prosedur
kerja
Ø
Menyiapkan
alat penimbangan yaitu timbangan digital sapi
Ø
Mengidentifikasi
alat timbang
Ø
Mengkalibrasi alat timbang
Ø
Memilih
sapi yang akan ditimbang
Ø
Melepaskan
ikatan sapi
Ø
Menenangkan
sapi agar sapi tidak stres
Ø
Menghandle
sapi ke penimbangan
Ø
Sebelum
sapi ditimbang pintu timbangan dibuka depan dan belakang
Ø
Sapi
digiring masuk, setelah sapi masuk pintu ditutup
Ø
Membiarkan
sapi dalam keadaan tenang agar angka timbangan stabil
Ø
Melihat
angka yang tertera didalam timbangan digital
Ø
Mencatat
hasil penimbangan
Ø
Membuka
pintu depan, lalu menggiring sapi
keluar
Ø menghandle
sapi untuk kembali masuk ke kandang dan mengikatnya kembali
v Hasil Penimbangan
Berdasarkan
penimbangan yang dilakukan, maka diperolehlah hasil sebagai berikut :
BB= 216.5 kg
3.2
Penaksiran bobot badan sapi
v Langkah-langkah menghitung bobot sapi
Ø Menyiapkan alat dan bahan yaitu pita
ukur
Ø Memperlakukan sapi dengan tenang agar
sapi tidak loncat,menendang atau yang lainnya
Ø Mengukur lingkar dada dengan cara
melingkarkan tali/tali ukur didada sapi
Ø Mengukur panjang badan dengan
membentangkan tali/tali ukur mulai dari sendi bahu sampai tulang tapis
Ø Mencatat hasil pengukuran
Ø Menghitung bobot sapi dengan rumus
schroll dan rumus modifikasi
Ø Membuat laporan
3.3 Hasil Penghitungan Bobot Badan
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan,
maka diperolehlah hasil sebagai berikut :
Lingkar Dada = 144cm
Panjang Badan = 124cm
·
Rumus Schoorl =(LD (cm) + 22)2
100
= ( 144cm + 22)2
100
= ( 166cm )2
100
= 27556cm
100
= 275.56kg
·
Rumus modifikasi = LD (cm)2
x PB (cm)
10840
= ( 144cm)2 x 124 cm
10840
= 2571264cm
10840
= 237.20kg
Dari
perhitungan dengan menggunakan kedua rumus tersebut, dapat disimpulkan bahwa
rumus modifikasi yang paling mendekati nilai bobot hasil dari penimbangan
digital.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari hasil penimbangan dan penaksiran
bobot badan sapi yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa penaksiran
bobot badan dengan cara mengukur lingkar dada dan panjang sapi tidak jauh
berbeda hasilnya dengan penimbangan. Sebelum di lakukan penimbangan, alat
timbang di kalibrasikan untuk mendapat hasil yang akurat.
4.2
Saran
Ø Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya
alat timbang di kalibrasikan terlebih dahulu sehingga mendapat hasil yang
akurat
Ø Agar sapi yang akan di timbang tidak
mengalami stres sebaiknya sapi di perlakukan dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar